multivibrator




  1. Mengetahui Rangkaian multivibrator
  2. Mengetahui prinsip kerja rangkaian multivibrator
a. ground

untuk menetralkan arus yang ada pada rangkaian



b. transistor


sebagai pembagi tegangan yang ada pada rangkaian

c.capacitor


sebagai penyimpan tegangan yang ada pada rangkaian 

d.osciloscope


untuk melihat gelombang yang berasal dari rangkaian

e.resistor

sebagai penghambat arus agar tidak besar mengalir pada rangkaian


Multivibrator adalah suatu rangkaian yang mengeluarkan tegangan bentuk blok atau pulsa. Sebenarnya multivibrator adalah penguat transistor dua tingkat yang dihubungkan dengan kondensator, dimana output dari tingkat yang terakhir dihubungkan dengan penguat pertama, sehingga kedua transistor itu akan saling umpan balik.  Rangkaian multivibrator dapat dibuat dengan transistor bipolar (bipolar junction transistor, BJT), FET dan penguat operasional (operational ampilfier, op-amp), yang mana bentuk rangkaian untuk setiap komponen aktif perlu disesuaikan dengan karakteristik dari setiap komponen aktif tersebut. Karena cara kerja FET lebih rumit dari cara kerja BJT, rangkaian multivibrator pada umumnya dibuat dengan rangkaian BJT. Multivibrator beroperasi sebagai osilator, yaitu sebagai sebuah rangkaian pembangkit sinyal, di mana sinyal yang dihasilkan pada keluaran akan berbentuk gelombang persegi (square wave). Multivibrator dalam pengoperasiannya memiliki dua keadaan utama, yaitu keadaan stabil dan keadaan tak stabil.  Konsep Dasar Multivibrator
Keadaan stabil adalah keadaan di mana taraf amplitudo sinyal keluaran adalah tetap/stagnan pada suatu nilai tertentu. Keadaan tak stabil adalah keadaan di mana taraf ampiltudo sinyal selalu berubah-ubah mengikuti denyut tegangan pada komponen aktif. Keadaan tak stabil dipengaruhi oleh waktu laju pengisian/pengosongan kapasitor yang besarnya ditentukan dari kapasitas kapasitor.





Q1 menahan tegangan kaki R1 dan C1 yang terhubung pada kolektor di 0 V. Kapasitor C1 diisi melalui R2 hingga tegangan basis Q2 mencapai 0,6 V. R3 menaikkan tegangan basis-emitor Q1, tetapi dioda basis-emitor Q1 menahan tegangan basis pada taraf 0,7 V. R4 mengisi muatan C2 hingga mencapai tegangan sumber (VCC), yang waktu pengisiannya lebih cepat dari waktu pengisian C1. Karena tegangan basis-emitor mencapai 0,7 V, maka Q2 aktif, dan menahan tegangan kaki R4 dan C2 yang terhubung pada kolektor Q2 di 0 V. Tegangan basis-emitor Q1 akan menurun kurang dari 0 V, yang mengakibatkan Q1 nonaktif. R1 dan R2 akan mengisi muatan kapasitor hingga mencapai tegangan sumber (VCC), akan tetapi dioda basis-emitor Q2 menahan tegangan basis-emitor pada taraf 0,7 V. Keadaan 2 Keadaan ini merupakan kebalikan dari keadaan 1, di mana pada keadaan awal Q1 nonaktif, sedangkan Q2 aktif. Siklus pengisian dan pengosongan akan berulang jika tegangan basis transistor mencapai 0,6 V.










download video disni
download rangkaian  disini
download file html disini
download datasheet disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar